OSTEOPOROSIS
1 Pengertian
Osteoporosis
adalah kondisi terjadinya penurunan densitas/matriks/massa tulang, peningkatan
porositas tulang, dan penurunan proses mineralisasi disertai dengan kerusakan
arsitektur mikro jaringan tulang yang mengakibatkan penurunan kekokohan tulang
sehingga tulang menjadi mudah patah. (dongoes. 2000)
Penyakit
osteoporosis adalah berkurangnya kepadatan tulang yang progresif, sehingga tulang menjadi rapuh dan
mudah patah. Tulang terdiri dari mineral-mineral seperti kalsium dan fosfat,
sehingga tulang menjadi keras dan padat. Jika tubuh tidak mampu mengatur
kandungan mineral dalam tulang, maka tulang menjadi kurang padat dan lebih
rapuh, sehingga terjadilah osteoporosis (Oscar, 2010 (osteoporosis) senin 22
Maret 2010. pukul 14.00, www.mediacastore.com)
2 Penyebab Osteoporosis (Etiologi)
Ada 2 penyebab utama
osteoporosis, yaitu :
- Pembentukan
massa puncak tulang yang kurang baik selama masa pertumbuhan dan
meningkatnya pengurangan massa tulang setelah menopause.
Massa
tulang meningkat secara konstan dan mencapai puncak sampai usia 40 tahun, pada
wanita lebih muda sekitar 30-35 tahun. Walaupun demikian tulang yang hidup
tidak pernah beristirahat dan akan selalu mengadakan remodelling dan memperbaharui
cadangan mineralnya sepanjang garis beban mekanik. Faktor pengatur formasi dan
resorpsi tulang dilaksanakan melalui 2 proses yang selalu berada dalam keadaan
seimbang dan disebut coupling. Proses coupling ini memungkinkan aktivitas formasi tulang sebanding dengan
aktivitas resorpsi tulang. Proses ini berlangsung 12 minggu pada orang muda dan
16-20 minggu pada usia menengah atau lanjut. Remodelling rate adalah 2-10%
massa skelet per tahun. Proses remodelling ini dipengaruhi oleh beberapa faktor,
yaitu faktor lokal yang menyebabkan terjadinya satu rangkaian kejadian pada
konsep Activation – Resorption – Formation (ARF). Proses ini dipengaruhi oleh
protein mitogenik yang berasal dari tulang yang merangsang preosteoblas supaya
membelah membelah menjadi osteoblas akibat adanya aktivitas resorpsi oleh
osteoklas. Faktor lain yang mempengaruhi proses remodelling adalah faktor
hormonal. Proses remodelling akan ditingkatkan oleh hormon paratiroid, hormon
pertumbuhan dan 1,25 (OH)2 vitamin D. Sedang yang menghambat proses remodelling
adalah kalsitonin, estrogen dan glukokortikoid. Proses-proses yang mengganggu
remodelling tulang inilah yang menyebabkan osteoporosis.
- Gangguan
pengaturan metabolisme kalsium dan fosfat.
Gangguan
metabolisme kalsium dan fosfat dapat dapat terjadi karena kurangnya asupan
kalsium, sedangkan menurut RDA konsumsi kalsium untuk remaja dewasa muda
1200mg, dewasa 800mg, wanita pasca menopause 1000 – 1500mgmg, sdangkan pada
lansia tidak terbatas walaupun secara normal pada lansia dibutuhkan 300-500mg.
oleh karena pada lansia asupan kalsium kurang dan ekskresi kalsium yang lebih
cepat dari ginjal ke urin, menyebabkan lemahnya penyerapan kalsium.
Selain itu, ada pula factor risiko yang dapat
mencetuskan timbulnya penyakit osteoporosis yaitu :
a. Faktor resiko yang tidak dapat diubah :
1) usia, lebih sering terjadi pada lansia
2) jenis kelamin, tiga kali lebih sering pada
wanita dibandingkan pada pria. Perbedaan ini mungkin disebabkan oleh factor
hormonal dan rangka tulang yang lebih kecil
3) Ras, kulit putih mempunyai risiko paling
tinggi
4) Riwayat keluarga/keturunan, pada keluarga
yang mempunyai riwayat osteoporosis, anak-anak
5) yang dilahirkan juga cenderung mempunyai
penyakit yang sama
6) Bentuk tubuh, adanya kerangka tubuh yang
lemah dan scoliosis vertebramenyebabkan penyakit ini. Keadaan ini terutam
trejadi pada wanita antara usia 50-60tahundengan densitas tulang yang rendah
dan diatas usia 70tahun dengan BMI yang rendah.
b. Factor risiko yang dapat diubah :
1) Merokok
2) Defisisensi vitamin dan gizi (antara lain
protein), kandungan garam pada makanan, peminum alcohol dan kopi yang berat. Nikotin dalam rokok menyebabkan melemahnya
daya serap sel terhadap kalsiumdari darah ke tulang sehingga pembentukan tulang
oleh osteoblast menjadi melemah. Mengkonsumsi kopi lebih dari 3 cangkir perhari
menyebabkan tubuh selalu ingin berkemih. Keadaan tersebut menyebabkan banyak
kalsium terbuang bersama air kencing.
3) Gaya hidup, aktivitas fisik yang kurang
dan imobilisasi dengan penurunan penyangga berat badan merupakan stimulus penting
bagi resorspi tulang. Beban
fisik yang terintegrasi merupakan penentu dari puncak massa tulang
4) Gangguan makan (anoreksia nervosa)
5) Menopause dini, menurunnya kadar estrogen
menyebabkan resorpsi tulang menjadi lebih cepat sehingga akan terjadi penurunan
massa tulang yang banyak.
6) Penggunaan obat-obatan tertentu seperti
diuretic, glukokortikoid, antikonvulsan, hormone tiroid berlebihan, dan
kortikosteroid.
3 Epidemiologi/Insiden Kasus
Penyakit
ini 2-4 kali lebih sering terjadi pada wanita dibandingkan pria. Dari seluruh
klien, satu diantara tiga wanita yang berusia diatas 60 tahun dan satu diantara
enam pria yang berusia diatas 75tahun akan mengalami patah tulang akibat
kelainan ini. Namun tidak semua wanita memiliki resiko yang sama untuk
menderita osteoporosis postmenopausal, wanita kulit putih dan daerah timur
lebih mudah menderita penyakit ini daripada wanita kulit hitam. Menurut
penelitian, 24% dari wanita umur 40-59tahun sudah mengalami osteoporosis dan
62% wanita berumur 60-70tahun mengalami osteoporosis (Oscar, 2010
(osteoporosis) senin 22 Maret 2010. pukul 14.00, www.mediacastore.com).
Dan menurut
yayasan osteoporosis internasional, lebih dari 50% keretakan osteoporosis
pinggang diseluruh dunia kemungkinan terjadi di Asia pada 2050, mereka yang terserang
rata-rata berusia diatas 50 tahun.
Sedangkan
menurut Depkes, 2006, dua dari lima orang di Indonesia memiliki resiko terkena
penyakit osteoporosis.
Hasil
penelitian Persatuan Osteoporosis Indonesia (PEROSI) tahun 2006 menemukan bahwa
sebanyak 38% pasien yang datang untuk memeriksakan densitas tulang mereka di
Makmal Terpadu FKUI Jakarta ternyata terdeteksi menderita osteoporosis sebanyak
14,7% sedangkan di Surabaya sebanyak 26% pasien dinyatakan positif
osteoporosis.
"kunjungi juga : http://cakranusanews.blogspot.com/
http://cakranne.blogspot.com/
5 Klasifikasi
1) Osteoporosis primer
a) Tipe 1 adalah tipe yang terjadi pada
wanita pascamenopause
b) Tipe 2 adalah tipe yang terjadi pada orang
usia lanjut baik pria maupun wanita
2) Osteoporosis sekunder
Osteoporosis
sekunder terutama disebabkan oleh penyakit-penyakit tulang erosif misalnya
mieloma multiple, hipertirodisme, hiperparatiroidisme dan akibat obat-obatan
yang toksik untuk tulang (misalnya ; glukokortikoid). Jenis ini ditemukan pada
kurang lebih 2-3 juta klien.
3) Osteoporosis Idiopatik
Osteoporosis
yang tidak diketahui penyebabnya dan ditemukan pada :
a) Usia kanak-kanak (juvenile)
b) Usia remaja (adolesen)
c) Wanita pra-menopause
d) Pria usia pertengahan
6 Gejala Klinis/Manifestasi Klinis
a. Nyeri tulang akut.. Nyeri terutama terasa
pada tulang belakang, nyeri dapat dengan atau tanpa fraktur yang nyata dan
nyeri timbul mendadak.
b. Nyeri berkurang pada saat beristirahat di
tempat tidur
c. Nyeri ringan pada saat bangun tidur dan
akan bertambah bila melakukan aktivitas
d. Deformitas tulang. Dapat terjadi fraktur
traumatic pada vertebra dan menyebabkan kifosis angular yang menyebabkan
medulla spinalis tertekan sehingga dapat terjadi paraparesis.
e. Gambaran klinis sebelum patah tulang,
klien (terutama wanita tua) biasanya datang dengan nyeri tulang belakang,
bungkuk dan sudah menopause sedangkan gambaran klinis setelah terjadi patah
tulang, klien biasanya datang dengan keluhan punggung terasa sangat nyeri
(nyeri punggung akut), sakit pada pangkal paha, atau bengkak pada pergelangan
tangan setelah jatuh.
f. Kecenderungan penurunan tinggi badan
g. Postur tubuh kelihatan memendek
7 Terapi/Penatalaksanaan
1. Diet kaya kalsium dan vitamin D yang
mencukupi sepanjang hidup, dengan peningkatan asupan kalsium pada permulaan
umur pertengahan dapat melindungi terhadap demineralisasi tulang
2. Pada menopause dapat diberikan terapi
pengganti hormone dengan estrogen dan progesterone untuk memperlambat
kehilangan tulang dan mencegah terjadinya patah tulang yang diakibatkan.
3. Medical treatment, oabt-obatan dapat diresepkan
untuk menangani osteoporosis termasuk kalsitonin, natrium fluoride, dan natrium
etridonat
4. Pemasangan penyangga tulang belakang
(spinal brace) untuk mengurangi nyeri punggung
8 Komplikasi
Osteoporosis
mengakibatkan tulang secara progresif menjadi panas, rapuh dan mudah patah.
Osteoporosis sering mengakibatkan fraktur. Bisa terjadi fraktur kompresi
vertebra torakalis dan lumbalis, fraktur daerah kolum femoris dan daerah
trokhanter, dan fraktur colles pada pergelangan tangan
9 Prognosis
Kondisi kronis merupakan salah satu penyebab
utama kecacatan pada pria dan wanita. Kompresi fraktur pada tulang belakang
menyebabkan rasa tidak nyaman dan mengganggu pernafasan. Semoga bermamfaat"kunjungi juga : http://cakranusanews.blogspot.com/
http://cakranne.blogspot.com/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar